Jumat, 17 Februari 2012

Baca Ikrar UN, Ngobrol dengan Menteri

Semarang ---  Di sela-sela acara pembukaan rapat koordinasi terpadu penguatan pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan di Jawa Tengah, ada dua peserta didik maju ke hadapan para hadirin. Mereka memimpin deklarasi/ikrar Ujian Nasional (UN) jujur, berprestasi dan pendidikan anti korupsi di Jawa Tengah.

Siapakah keduanya? Mereka adalah Saiful dan Diva. Saiful adalah siswa kelas XII SMA Negeri 4 Semarang.  Sedangkan Diva siswi dari SMP Negeri 21 Semarang. Keduanya sempat berdialog dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh.

Keharuan menyelimuti Saiful ketika Menteri Nuh bertanya perihal keluarganya. Ayahnya telah lama meninggal dunia, dan ibunya seorang pegawai negeri sipil. "Saya sangat bangga kepada ibu dan ayah. Pengabdian mereka kepada negara belum bisa saya gantikan, karena saya masih seorang pelajar," ujarnya.

Anak bungsu dari dua bersaudara ini bercita-cita menjadi taruna tentara. Menteri Nuh meyakinkan Saiful, bahwa ia bisa menjadi seorang Panglima Tentara Nasional Indonesia di masa depan.
Adapun Diva anak ke-dua dari tiga bersaudara. Saat ditanya Mendikbud tentang cita-citanya, Diva menjawab mantap ingin menjadi dokter. Seperti halnya terhadap Saiful, Mendikbud juga meyakinkan Diva dan mendoakannya agar nanti bisa menjadi Menteri Kesehatan.

Mereka berdua diundang Mendikbud untuk berdialog karena ingin menunjukkan kepada peserta rakor, bahwa merekalah wakil generasi yang akan melanjutkan perjuangan saat ini.  "Kenapa diundang ke depan? Karena mereka berdua yang akan menggantikan kita semua nanti,"kata Menteri Nuh. "Dan demi mereka jugalah saat ini kita berkomitmen untuk memperbaiki mutu pendidikan," ujarnya meyakinkan.

UN Bukan Sekadar tentang Kelulusan

Semarang --- Setiap komponen masyarakat yang terlibat dalam ujian nasional (UN) menginginkan semua peserta bisa lulus ujian tersebut. Untuk mencapai kelulusan, rambu-rambu dan nilai kejujuran harus betul-betul ditanamkan. "Saya tidak punya target kelulusan. Semua orang ingin lulus. Boleh target 100 persen, tapi rambu-rambu  harus dipenuhi," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh seusai mengikuti ikrar ujian nasional di Gedung LPMP Jawa Tengah, Rabu (15/02).

Menteri Nuh menjelaskan, UN bukan hanya urusan kelulusan, tapi media membangun karakter. "Kalau ujian saja nyontek, kalau sudah besar pasti korup," tutur mantan rektor ITS ini. Mengantisipasi kecurangan yang mungkin terjadi, pemerintah menyosialisasikan lima jenis soal untuk setiap 20 anak. "Dalam satu kelas ada 20 anak. Ada lima tipe soal. Tiap hari anak-anak dapat tipe soal yang berbeda," katanya.  Mendikbud mengatakan, sama seperti tahun lalu, jika  ada siswa terbukti melakukan kecurangan, maka hasil UN nya akan dihapus.

UN juga diharapkan bisa menjadi paspor masuk perguruan tinggi secara nasional. Tahun ini, kata Mendikbud, UN sudah dipakai menjadi acuan untuk penerimaan mahasiswa baru di jalur undangan. "Dua tahun lagi mudah-mudahan bisa dipakai secara sepenuhnya," katanya.

Sangiran, Pusat Wisata Edukasi Evolusi Manusia

Sragen --- Penemuan alat-alat serpih di Sangiran pada 1934 yang terkenal dengan nama Sangiran Flake Industry menandai lahirnya kisah manusia di Indonesia. Berbagai penelitian telah dilakukan di daerah ini oleh peneliti dari dalam maupun luar negeri.

Sejak 2002, pemerintah membangun museum modern di Sangiran, tepatnya di klaster Krikilan, dan baru selesai  pada 2011. Pembangunan museum ini merupakan bentuk upaya pemerintah untuk memelihara situs Sangiran yang telah dijadikan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada 7 Desember 1996.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyebutkan, setidaknya ada tiga keutamaan membangun museum di situs Sangiran ini. Pertama, Sangiran merupakan salah satu pusat evolusi manusia dan peradaban yang terpenting di dunia. Kedua, Sangiran juga menjadi pusat kajian evolusi manusia purba dan sekaligus sebagai rujukan situs-situs terbesar di Asia.

"Yang ketiga, Sangiran merupakan pusat wisata edukasi berkaitan dengan evolusi manusia, lingkungan, dan budaya," ujar Mendikbud saat memberi paparan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berkunjung ke Situs Sangiran, Kamis (16/ 02).

Sebagai pusat evolusi manusia terbesar di dunia, pemerintah ingin agar seluruh lapisan masyarakat juga menjadi bagian dari pelestarian situs Sangiran. Museum situs manusia purba hanya ada di tiga tempat yakni di Indonesia, Eropa, dan Afrika. Kebanggaan atas dijadikannya Sangiran sebagai warisan dunia harus dirasakan oleh masyarakat. Untuk itu, pemerintah akan membangun tiga klaster lagi di wilayah Sangiran, dengan ukuran lebih kecil dari klaster Krikilan.

Ketiga klaster tersebut adalah Klaster Dayu, Klaster Ngebung, dan Klaster Bukuranakan, akan dibangun dengan luas 56 kilometer.  Klaster Dayu akan mulai dibangun pada tahun 2012, sedangkan Klaster Ngebung dan Bukuran pada 2013. "Awal tahun 2014 mudah-mudahan sudah bisa digunakan," kata Menteri Nuh.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Themes | New Blogger Themes